Miniatur Demokrasi

Rabu, 17 Januari 2024, ada acara debat Calon Ketua OSIS SMP Al Hikmah Surabaya. Debat ini tak kalah seru dengan debat Capres-Cawapres 2024.. Ada 8 Calon Ketua OSIS. 4 laki-laki dan 4 Perempuan. Debatnya tak kaleng-kaleng. Masing-masing menyampaikan gagasan menjadi Ketua OSIS di hadapan seluruh siswa-siswi. Selain itu ada para panelis untuk memberikan pertanyaan untuk menguji ide dan gagasannya.

Pertanyaan pembuka, bagaimana memandang peran teknologi dalam organisasi? Semua kandidat menjawab, tak menolak adanya perkembangan teknologi. Namun harus dibentengi dengan iman yang kuat. Memanfaatkan teknologi pada hal yang positif. Misalnya medsos dan TikTok untuk alat dakwah," ujar salah satu kandidat.

Para panelis mulai bertanya, bagaimana seandainya menjadi ketua untuk bisa menertibkan siswa di masjid atau ruang terbuka?. Rata-rata menjawab, memfungsikan seksi dalam organisasi OSIS tim Ibaqoh. Ada calon yang berani memberikan sanksi jika siswa masih ramai di Masjid. Ada juga yang punya ide kolaborasi dengan wali kelas untuk penguatan kesadaran untuk tertib dan disiplin di ruang publik.

Pada sesi berikutnya terkait dengan lingkungan. Bagaimana peran OSIS dalam menjaga lingkungan Al Hikmah tetap Asri dan bebas sampah. Berbagai argumentasi menarik gagasan para calon kandidat. Makin lama makin seru acara debatnya. Apalagi pendukung masing-masing calon diberikan kesempatan untuk berekspresi dengan alat peraga.

Kegiatan ini didesain sedemikian rupa seperti pemilihan umum sesungguhnya. Harapannya terjadi proses pembelajaran sebagai miniatur demokrasi. Minimal memahami tahapan proses pemilu. Penjaringan Calon-Kamaye-Debat dan pemungutan suara nantinya. Semoga aktivitas ini menjadi modal dasar berdemokrasi sejak dini untuk menjadi pemimpin di masa depan. (Sriyanto-Penggiat Literasi dan Guru SMP Al Hikmah Surabaya)

Berita ini juga tayang pada laman pribadi beliau

Topik Berita
Pemilihan Ketua Osis
Demokrasi di Sekolah